04 November 2008

Sebuah Negara Tanpa Batas

Siapa bilang Amerika Serikat sebuah negara adidaya atau Inggris sebuah kerajaan yang terhebat yang bisanya menjajah tanpa berkesempatan dijajah
Jerman negara yang sukses menata harga diri diantara reruntuhan sejarah kelam atau Perancis inspirator lahirnya perjuangan menumbangkan tirani feodalisme

Siapa bilang Jepang adalah negara paling maju yang rakyatnya rajin dan giat bekerja atau Cina yang telah lama mengubur dalam-dalam impian negara tanpa kelasnya

dengan berpaling dan merengkuh kapitalisme
Singapura atau Malaysia tetangga kita yang rajin mencari peluang eksploitasi di kampung kita

Negara hanyalah nama berikut batas-batas wilayah yang teorinya harus saling dihormati
yang tidak sembarang kita bisa saling lintas batas atau seenaknya datang dan pulang
punya kepala negara yang mestinya seorang hamba sahaya rakyat, bukan sebaliknya
berdiri di atas sekeping tanah dimana ditancapkan bendera dan dikumandangkan lagu kebangsaan

Jika tahun depan kita baru menonton perebutan kursi presiden,
Hari ini Amerika menyaksikan akhir persaingan calon presiden mereka,
John Mc Cain atau Barack Obama?
Sampai terjawab, pertanyaan itu terus mengumandang
Heran, memang ada bedanya?

Langkah telah diayunkan, rencana telah terukir
Akankah Mc Cain memiliki kesehatan berpikir dan berjiwa besar menarik pasukannya dari Irak atau berkonsentrasi membenahi urusan domestiknya berbeda dari pendahulunya
Akankah Obama memiliki keberanian dan kearifan
Yang mampu membedakan antara mudharat dan manfaat

Kita sangka presiden Amerika Serikat demikian berkuasa
Satu-satunya manusia di muka bumi ini yang boleh berjalan ke sana kemari
Menginjakkan kakinya dimana dia inginkan, kecuali secuil tanah di Arab sana
Yang baru bisa diinjaknya setelah terucap kalimat syahadat dari mulut dan hatinya

Kita percaya presiden Amerika Serikat demikian berkuasa dan terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya
terbiasa dijilat pemimpin dunia kelas kambing murahan

demi menambah perpanjangan masa berkuasa
Atau sekedar memperoleh kesempatan berkuasa
Dengan bermodalkan menjual dan memeras bangsanya
Pemimpin palsu karbitan
Apakah kita yakin semua itu karena kedigdayaan seorang Presiden

Sebenarnya sudah lama peran dan kuasa presiden di suatu negara itu sirna
Digantikan oleh presiden direktur atau CEO suatu perusahaan multi nasional
yang tidak mengenal batas teritori, apakah ia didirikan di Amerika, Jepang, Jerman, Inggris atau Indonesia sekalipun

Yang memiliki pengikut di seluruh dunia melalui papan pencatat Nasdaq, Hang Seng,
yang mengeruk uang investor seluruh dunia melalui NYSE, LSE, BEI, apapun namanya
Yang memiliki perangkat undang-undang sendiri dengan apapun namanya kode etik, prinsip-prinsip bisnis yang berlaku tanpa memandang batas negara
Demi kepentingan dan keuntungan segelintir pemegang saham atau pemangku kepentingan
Yang kerap berbenturan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan
Yang seringkali berlindung dibalik kekuasaan atau terang-terangan menggunakan perangkat kekuasaan


Masihkah kita berharap banyak dari perubahan suatu pemerintahan
Kenapa mesti meributkan McCain atau Obama jika efeknya buat kemashalatan bangsa Amerika sendiri masih dipertanyakan, apalagi bagi kita

Rasuna, 4 November 2008
Nela Dusan

No comments: