15 February 2009

Sebait Puisi Buat Malaikat Kecilku



Enam tahun adalah waktu yang mama dan papa habiskan untuk menunggumu…malaikat kecilku
Penuh perjuangan mama berusaha untuk memperolehmu
Ketika Allah berkenan menjawab doa kami…bahagia, penuh harap dan cemas bercampur aduk
Tidak mungkin mama lupakan ketika suatu malam sepulang kantor
Kau berontak di dalam perut mama, mengingatkan ketika mama hampir melupakan betapa sulitnya mendapatkanmu sebelumnya…
Seolah protes, kamu katakan pada mama, “stop bekerja seperti kuda ma,
Bukankah mama yang selalu berdoa agar bisa ketemu aku?”
Saat mama tersadar semua hampir terlambat, syukurlah om dokter masih bisa membujukmu
Agar betah bermain dalam perut mama untuk beberapa minggu lagi
Kau masih terlalu kecil untuk lahir sayangku…

Sejak dalam perut mama, kamu sudah bisa memaksa mama untuk menurutimu, lewat dokter tentunya
Om dokter bilang pada mama untuk beristirahat di tempat tidur sampai kamu bisa kuat untuk bertemu mama dan papa
Mama harus bisa menyetop kerja yang tiada berujung kalau masih ingin menimangmu
Tahukah kamu suatu yang tidak pernah mama sangka, betapa mudahnya mama mengambil keputusan memilihmu dibandingkan pekerjaan
Semata karena inginnya kami bertemu denganmu…

Belum lewat 36 minggu kau berdiam dalam perut mama,
Kau memaksa untuk segera berjumpa dengan mama
15 Februari delapan tahun yang lalu, pagi hari dokter datang menjemputmu
Rambut hitam yang menutupi kepalamu yang mungil seolah memenuhi dahi untuk bersambung dengan alis kecilmu yang hitam dan tebal, membuat mama tidak akan pernah salah mengenalimu meski ditengah belasan bayi lainnya
Betapa mungilnya kau malaikat kecilku…

Delapan tahun sudah kau isi hidup mama dan papa dengan celoteh dan kenakalanmu
Mulai belajar merangkak hingga mampu berlari…
Belajar berenang hingga bersepeda …dalam waktu delapan tahun
Tahukah kamu apa yang selalu menjadi doa mama untukmu
Semoga Allah memberikan kekayaan dalam hatimu untuk selalu mensyukuri apa yang engkau miliki kelak…
Menjauhkanmu dari rasa sepi…
Meskipun hingga saat ini kami belum juga mampu memberikan satu apalagi dua saudara bagimu
Semoga Allah menjadikanmu perempuan sholehah yang selalu menyayangi mama dan papa
Yang akan membimbing kami ketika tungkai ini sudah tak sanggup lagi menopang tubuh renta kami nanti
Yang tetap mencintai kami meskipun kami cuma bisa terangguk-angguk diatas kursi tanpa daya
Meskipun kadang kami sering salah menyebut namamu kala ingatan kami semakin berkurang seiring waktu…
Semoga Allah mengirimkan seseorang sebagai suami yang akan mencintaimu dan menjagamu dengan tulus kelak
Semoga Allah berkenan memberikan kesempatan kepadamu
Untuk merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang mama rasakan ketika pertama kali berjumpa denganmu delapan tahun yang lalu…malaikat kecilku.

Rasuna, 15 Februari 2009

Untuk putriku tercinta, Syifa Adila Prasetyo
Di hari ulang tahunnya yang kedelapan
Semoga Allah mengabulkan doa mama. Amin.

Penuh cinta,
Nela Dusan