05 November 2008

Perjuangan Abadi

Syukurku pada hari ini, berhasil berjumpa denganMu
Sesalku malam ini, betapa cepatnya waktu berlalu
Harus kukemas semua bawaanku keluar dari Arafah
Pakaian putih yang masih melekat, menandai pertemuan istimewa dengan Sang Tuan Rumah
Arafah, sebentar lagi kutinggalkan engkau.

Meskipun berat untuk beranjak, namun bergegas kaki bergerak menaiki kendaraan yang menunggu
Selamat tinggal Arafah, entah kapan aku bisa berkunjung lagi

Semalam suntuk menuju Mekkah untuk thawaf ifadah
Tak terbayang kelelahan para pengendara
bersabar ditengah lautan manusia dan kendaraan,
semalam suntuk di Muzdalifah
Sejak kaki ini menaiki bis, tertidur, terjaga, kembali lelap hingga terjaga lagi, sepuluh jam berlalu
Sampai jualah kami di Masjidil Haram, Rumah Allah

Pagi itu di saat Raja Arab menghadiri shalat ied
Aku terus melanjutkan tawaf ifadah dengan hati bergelora,
Dapatkah kuselesaikan rukun hajiku dengan sempurna?
Ya Allah betapa kuingin selesaikan rukun hajiku dengan sempurna

Menyudahi tujuh putaran tawaf ifadah,
Dilanjutkan dengan Sa’i
Terbayang tangisan Siti Hajar dan bayinya
Bersatu dalam tekad,
Betapa air mata dan keringat membasahi wajah
Cinta, permohonan belas kasihan dan usaha tanpa menyerah
Meluruhkan Penguasa Surga yang menyaksikan dari singgasanaNya
Cukuplah usahamu ya Siti Hajar,
biarlah Kuhadiahi engkau setetes air,
tidak hanya untuk anakmu, tetapi untuk anak dari anakmu,
cucu dari cucu-cucumu,
Sebuah sumber air yang kau sebut zamzam.

Terseok-seok langkahku, menyeret kaki yang terasa bagai menginjak paku
Ya Allah, ijinkanlah aku selesaikan Sa’i ku sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh nenek dari nenek-nenekku, Siti Hajar.
Tak ada tandingannya rasa pedih yang dirasakannya
Tidak pula rasa sakit kaki ini meski seperti diiris sembilu, aku harus mampu

Genap tujuh kali kujalani perjalanan dari Safa menuju Marwa
Genaplah rukun haji kami jalani,
Saling memotong beberapa helai rambut
Saling berpelukan memberi selamat,
Selamat menjadi seorang haji dan hajjah
Terselip perasaan haru tak terlukiskan
Setengah tidak percaya, aku telah menjadi hajjah
Beginikah rasanya berhasil menjadi seorang hajjah?
Sejenak semua rasa berkecamuk di dalam dada
Ya Allah, benarkah aku telah menjadi seorang hajjah?
Sekejap terbayang kecemasan, bagaimana aku seharusnya sebagai seorang hajjah?
Ya Allah, patutkah aku menyandang gelar hajjah?

Terbayang kembali perjuangan Siti Hajar, peluh dan tangisnya
Betapa berat perjuangannya dulu,
Kenapa aku mesti cemas sementara aku telah berkesempatan membasuh diri
Kenapa aku mesti bimbang menetapkan langkah,

Perlahan tetapi pasti, Kau kembalikan ketenangan jiwaku
Aku mantap ya Allah, aku ikhlas ya Allah melangkah mendekatiMu
Bimbinglah aku selalu Ya Rabbi, dalam hijrahku ke jalanMu

Nela Dusan
Masjidil Haram, 30 Desember 2006

No comments: