09 September 2012

Bola Karet dan PlatformNya


Layaknya bola karet yang jatuh dari ketinggian, akan mental kembali ke udara begitu menyentuh permukaan yang keras (platform). Sepanjang bola karet itu belum juga menyentuh suatu platform, ia belum akan menghentikan luncurannya.

Jika bola karet itu adalah kondisi tiap2 manusia yang sedang diuji dalam kesulitan, maka platform itu adalah akhir dari kesulitan mereka. 

Jika dipikir2, jarak platform tempat bola karet manusia melambung kembali juga berbeda2, ada yang pendek jaraknya, ada juga bagaikan jurang tanpa akhir. Jauh dekatnya jarak bola karet kita dengan platform, yang kalau diterjemahkan adalah kesulitan dan terjawabnya doa kita sebagai akhir dari kesulitan, juga sangat variatif dan tergantung pada kita sendiri yang sedang melakoni bola karet tadi. 

Kita tidak bisa memaksa penyelesaian persoalan kita menurut cara kita, tapi kita sepenuhnya diberi kendali untuk menentukan sikap kita dalam menghadapi kesulitan yaitu apakah mau bersabar atau memilih ingkar. 

Kita boleh ngotot mencari cara sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, tetapi jika cara itu berbeda dengan cara yang ditetapkan Tuhan, maka platform tadi tidak akan kunjung kita temui. Lucunya kondisi itu sering disikapi dengan pesimisme, "kenapa Tuhan tidak juga menjawab doa saya".

Ada cara yang efektif untuk mempercepat tercapai platform bola karet kita, yaitu ikhlas. Pada saat kita ikhlas menerima dan menyerahkan semua urusan kita kepadaNya secara total, maka Dia akan segera menyediakan platform bagi bola karet kita. 

Nah pada saat itulah situasi yang sebelumnya terasa sempit, rasa terabaikan, kecewa, marah ataupun galau, akan langsung hilang. Pada saat itu kita akan mulai merasa betapa persoalan kita mulai terurai satu demi satu tanpa kita pernah membayangkan caranya sebelumnya. Maka, bersyukurlah sahabat atas segala rahmat yang kita terima, baik dalam kesulitan maupun kesenangan, karena itu sudah ujian yang dipilihkan Tuhan untuk kita.

Mari kita mengosongkan hati dari keinginan mengatur, agar kita  lebih peka mengenali pertolongan Tuhan. Kadang kita terlalu lelah menunggu dikabulkannya doa kita sehingga tidak lagi mampu mengenali bahwa sebenarnya Tuhan sudah memberikan penyelesaian atas urusan kita bahkan dengan cara yang lebih indah dan baik bagi kita.

Rasuna, 11 Agustus 2012
Nela Dusan

No comments: